MOSKOW, iNews.id - Rusia mengingatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump agar tidak salah mengartikan uji coba rudal Burevestnik sebagai uji coba senjata nuklir. Kremlin menegaskan, uji coba rudal canggih tersebut tidak melibatkan hulu ledak nuklir, sehingga berbeda sepenuhnya dengan uji coba senjata pemusnah massal.
Peringatan ini disampaikan setelah Trump mengumumkan rencana uji coba senjata nuklir baru AS, yang memicu kekhawatiran dunia akan kembalinya perlombaan senjata antara dua kekuatan nuklir terbesar itu.
Kremlin: Burevestnik Tak Bisa Disebut Uji Coba Nuklir
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan, uji coba rudal Burevestnik Rusia tidak dapat diklasifikasikan sebagai uji coba senjata nuklir karena dalam pengujian tersebut tidak ada hulu ledak nuklir yang digunakan.
Menurut dia, Burevestnik merupakan rudal jelajah bertenaga nuklir, bukan senjata dengan daya ledak nuklir. Teknologi nuklir pada rudal ini digunakan untuk sistem propulsi atau tenaga penggerak, bukan untuk menciptakan ledakan destruktif.
“Jika kita membahas uji coba Burevestnik secara spesifik, maka ini jelas bukan uji coba nuklir dalam pengertian apa pun,” kata Peskov, seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (1/11/2025).
“Setiap negara berupaya meningkatkan kemampuan pertahanannya, tapi itu berbeda dengan melakukan uji coba senjata nuklir yang sebenarnya,” ujarnya, menegaskan.
Kremlin berharap Trump mendapat informasi yang benar terkait karakteristik dan tujuan uji coba rudal Burevestnik dan Poseidon. Rusia menilai ada kesalahpahaman di pihak Washington yang bisa menimbulkan ketegangan diplomatik yang tidak perlu.
“Kami berharap informasi akurat mengenai uji coba Burevestnik dan Poseidon telah disampaikan kepada Presiden Trump. Peristiwa ini tidak boleh disalahartikan sebagai uji coba nuklir dalam keadaan apa pun,” ujar Peskov.