Dalam surat dakwaan juga disebutkan dugaan kelompok tersebut ada kaitan dengan Pemerintah China, meskipun tak dijelaskan kaitannya.
Namun, berdasarkan catatan salah seorang peretas Chengdu 404, Jiang Lizhi, pernah mengatakan kepada rekannya pada 2012 bahwa dia dilindungi oleh Kementerian Keamanan Negara China. Pengakuan itu mengindikasikan mereka dilindungi jika tidak meretas di dalam negeri.
"Beberapa kejahatan yakin hubungan mereka dengan RRC memberi mereka lisensi gratis untuk meretas dan mencuri di seluruh dunia," kata Jaksa Federal Michael Sherwin, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP, Kamis (17/9/2020).
Dakwaan tersebut tidak menyebut adanya motif politik di balik aktivitas peretasan, meskipun mereka mendapatkan akses ke sistem komputer pemerintah di India dan Vietnam.
Hanya saja dokumen mengungkap pada 2018 Chengdu 404 menggelar program untuk mengumpulkan informasi tentang orang-orang yang terlibat dalam gerakan demokrasi Hong Kong, pada grup media AS yang melaporkan diskriminasi terhadap minoritas Uighur di Xinjiang, serta pada seorang biksu Budha di Tibet.
Ketujuh orang tersebut menghadapi berbagai tuduhan termasuk penipuan komputer dan jaringan, pencurian data pribadi, pencucian uang, dan pemerasan.
Lima warga China masih buron, namun dua warga Malaysia ditangkap di Malaysia. Otoritas AS sedang mengupayakan agar mereka diekstradisi.