Rusia masih menjadi salah satu eksportir energi terpenting di dunia, meski ada sanksi yang bertubi-tubi dari Barat terhadap sektor minyak dan gas negeri beruang merah itu akibat agresi militer di Ukraina. Harga minyak telah meningkat sekitar 15 persen tahun ini, menjadi 85 dolar AS per barel. Hal itu mendorong kenaikan harga bahan bakar di Amerika, tepat ketika Presiden Joe Biden memulai kampanyenya untuk terpilih kembali di Pilpres AS 2024 pada November nanti.
“Kami tidak mendorong atau membiarkan serangan terjadi di dalam wilayah Rusia,” kata seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS (NSC) seperti dikutip FT.
Badan Intelijen Pusat AS (CIA) memilih bungkam atas laporan itu. Sementara di Kiev, juru bicara SBU juga menolak berkomentar. Para pejabat di kantor intelijen militer Ukraina (GUR) dan Presiden Volodymyr Zelensky juga tidak menanggapi permintaan komentar dari wartawan.
Dalam beberapa waktu terakhir, Ukraina dan Rusia semakin sering saling melancarkan serangan drone di tengah konflik militer antara kedua negara. Menjelang pemilihan presiden (pilpres) Rusia yang berlangsung pada 15-17 Maret lalu, Ukraina juga mengintensifkan serangan drone dan serangan lainnya terhadap Rusia, termasuk terhadap kilang minyak.