Seorang sumber mengatakan, keputusan apakah AS akan melanjutkan penjualan drone yang juga disebut Predator itu atau tidak masih dipertimbangkan secara mendalam oleh rantai komando di Pentagon. Sejauh ini belum ada kepastian.
Salah satu opsi yang mengemuka adalah mengganti paket radar dan sensor pada drone dengan alat yang kurang canggih. Masalahnya, penggantian itu bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Sekalipun Pentagon memberi lampu hijaun, keputusan ini masih bisa dijegal oleh Kongres.
Empat unit drone Gray Eagle buatan General Atomics tersebut semula dijadwalkan akan dikirim ke Angkatan Darat AS untuk diserahkan ke Ukraina.