AS Ogah Tukar Data Nuklir dengan Rusia, Ini Sebabnya

Umaya Khusniah
AS berhenti bertukar beberapa data tentang kekuatan nuklirnya dengan Rusia. (Foto: Reuters)

Presiden Rusia Vladimir Putin belum secara resmi menarik diri dari perjanjian yang membatasi persenjataan nuklir strategis yang dikerahkan kedua belah pihak tersebut. Penangguhannya pada 21 Februari lalu itu membahayakan pilar terakhir kontrol senjata AS-Rusia.

AS dan Rusia memiliki hampir 90 persen hulu ledak nuklir dunia. Jumlah itu cukup untuk menghancurkan planet ini.

Perjanjian New START ditandatangani pada 2010 dan akan berakhir pada 2026. Perjanjian itu membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat dikerahkan kedua negara. 

Berdasarkan ketentuannya, Moskow dan Washington dapat mengerahkan tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis dan 700 rudal dan penegbom berbasis darat dan kapal selam untuk mengirimkannya.

Di bawah "Pertukaran Data Dua Kali Setahun" dalam perjanjian itu, masing-masing menyediakan data kendaraan pengiriman strategis, peluncur dan hulu ledak yang dikerahkan, termasuk perincian jumlah hulu ledak yang dikerahkan di tiga jenis kendaraan pengiriman berbasis udara, laut dan darat. Masing-masing juga merinci berapa banyak kendaraan pengiriman strategis dan hulu ledak yang dikerahkan di setiap pangkalan yang disebutkan. 

Editor : Umaya Khusniah
Artikel Terkait
Internasional
12 jam lalu

Trump Sebut 30.000 Orang di Ukraina Tewas dalam Perang Lawan Rusia

Internasional
14 jam lalu

Trump Ungkap Alasan Sulitnya Damaikan Perang Rusia dan Ukraina

Internasional
14 jam lalu

Trump Klaim Perdamaian Rusia-Ukraina Semakin Dekat

Internasional
15 jam lalu

Digolongkan Senjata Pemusnah Massal, Ini Bahaya Fentanyl bagi Manusia

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal