MOSKOW, iNews.id – Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menangguhkan partisipasi negaranya dari Perjanjian Pengendalian Senjata Nuklir Strategis Baru (New START) menuai reaksi dari banyak pihak. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut langkah Putin itu sangat disayangkan dan tidak bertanggung jawab.
Sementara Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan, langkah Putin itu membawa dunia ke dalam situasi yang berbahaya. Dia pun mendesak Putin untuk mempertimbangkan kembali keputusan itu.
Pandangang yang sama juga diutarakan China. “Kami selalu berpandangan bahwa tak ada yang dapat memenangkan perang nuklir dan itu tidak boleh terjadi,” kata Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun, kepada wartawan pada Selasa (21/2/2023).
Zhang mengatakan perjanjian New START dan instrumen lainnya penting bagi arsitektur keamanan global. Dia menambahkan, dalam masalah penting seperti ini, pihak-pihak terkait harus terus bernegosiasi satu sama lain dalam menemukan solusi yang baik.
New START adalah perjanjian nuklir antara Rusia dan Amerika Serikat. Di bawah kesepakatan yang berakhir pada 2026 itu, Rusia dan AS dapat saling memeriksa persenjataan nuklir, meskipun ketegangan atas krisis di Ukraina telah menghentikan inspeksi mereka satu sama lain.
Dalam pidatonya pada Selasa kemarin di Moskow, Putin menyampaikan peringatan kepada Barat atas Ukraina. Menurut dia, Rusia dapat menangguhkan perjanjian pengendalian senjata nuklir New START dengan AS.
Putin menuduh AS mengubah perang di Ukraina menjadi konflik global. Namun, Kementerian Luar Negeri Rusia kemudian menyatakan, Moskow akan terus mematuhi pembatasan yang diuraikan dalam perjanjian tentang jumlah hulu ledak yang dapat dikerahkannya.
“Para elite Barat tidak menyembunyikan tujuan mereka. Tapi mereka juga tidak bisa tidak menyadari bahwa tidak mungkin mengalahkan Rusia di medan perang,” kata Putin.