Menurut Raymond, anak yang paling muda yang teridentifikasi dalam program Rusia itu baru berusia empat bulan. Sementara beberapa kamp memberikan pelatihan militer kepada anak-anak berusia 14 tahun. Namun, para peneliti tidak menemukan bukti bahwa anak-anak itu kemudian dikerahkan dalam pertempuran.
Kedutaan Rusia di Washington DC belum menanggapi permintaan komentar atas laporan para peneliti AS tersebut.