NEW YORK, iNews.id – Amerika Serikat (AS) kembali menjadi pusat sorotan dan kecaman dunia internasional setelah menggunakan hak vetonya terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza. '
Dalam sidang di Markas Besar PBB, New York, pada Rabu (4/6/2025), AS menjadi satu-satunya negara dari 15 anggota DK PBB yang menolak rancangan resolusi tersebut dan menggunakan hak vetonya.
Draf resolusi yang diajukan oleh 10 anggota tidak tetap DK PBB (E10) itu mendapat dukungan dari 14 negara, bahkan Inggris dan Prancis ukut mendukung. Namun karena veto dari satu anggota tetap cukup untuk menggagalkan sebuah resolusi, sikap AS otomatis membatalkan adopsi dokumen penting yang disebut mewakili suara hati nurani dunia.
Duta Besar (Dubes) China untuk PBB, Fu Cong, tidak bisa menutupi kekecewaannya. Ia menyebut tindakan AS sebagai penyalahgunaan hak veto yang berulang.
“AS sekali lagi menyalahgunakan hak vetonya, memadamkan secercah harapan bagi rakyat Gaza dan terus membiarkan lebih dari 2 juta orang dalam kegelapan. Di mana keadilan dan kewajaran?” ujar Fu, seperti dikutip dari Anadolu.
China mendesak AS untuk meninggalkan kalkulasi politik sempit dan segera mendukung langkah konkret guna mengakhiri penderitaan rakyat Gaza.
Nada keras juga disampaikan Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, yang menyebut hasil pemungutan suara tersebut sebagai cermin siapa yang benar-benar menginginkan perdamaian di Timur Tengah, dan siapa yang terus bermain politik dengan nyawa manusia.