NEW YORK, iNews.id - Amerika Serikat (AS) menjadi satu-satunya negara yang menolak draf resolusi Dewan Keamanan PBB untuk mendorong gencatan senjata segera di Jalur Gaza. Dari 15 anggota tetap dan tidak tetap Dewan Keamanan, hanya AS yang menolak serta menggunakan hak vetonya, dalam pemungutan suara di Markas Besar PBB, New York, AS, Rabu (4/6/2025).
Jika satu saja negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB menggunakan hak veto, maka resolusi tersebut tak bisa diadopsi.
Draf tersebut diajukan oleh 10 anggota PBB terpilih (E10) di Dewan Keamanan PBB. Alhasil, banjir kecaman datang dari perwakilan berbagai negara terhadap AS.
Duta Besar (Dubes) Aljazair untuk PBB Amar Bendjama menggambarkan E10 sebagai pembawa legitimasi moral yang membanggakan. Sikap mereka dengan mengusulkan draf tersebut merupakan kompas sejati hati nurani dunia. Dia juga menyebut resolusi yang diveto AS itu sebagai kehendak kolektif seluruh dunia, utara dan selatan, timur dan barat.
Menurut Bendjama, Israel leluasa melakukan kebiadaban di Gaza karena merasa terlindungi oleh AS.
Dubes China untuk PBB, Fu Cong, mengatakan negaranya sangat kecewa dengan hasil tersebut.
"AS sekali lagi menyalahgunakan hak vetonya, memadamkan secercah harapan bagi rakyat Gaza dan terus membiarkan lebih dari 2 juta orang dalam kegelapan. Di mana keadilan dan kewajaran?" ujar Fu, seperti dikutip dari Anadolu, Kamis (5/6/2025).