YEREVAN, iNews.id - Pasukan dari Azerbaijan dan Armenia baku tembak dengan senjata termasuk mortir dan drone di perbatasan. Seorang tentara Armenia dilaporkan tewas.
Konfrontasi pecah pada Jumat (12/5/2023), dua hari sebelum pembicaraan tingkat tinggi tentang kesepakatan perdamaian jangka panjang antara kedua negara tetangga. Pertemuan direncanakan digelar di Brussel, Minggu (14/5/2023) dengan mempertemukan Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan dan Presiden Azeri, Ilham Aliyev.
Kedua negara bekas Soviet itu telah berperang dua kali dalam 30 tahun. Mereka memersengketakan wilayah Nagorno-Karabakh, yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi sebagian besar dihuni oleh etnis Armenia.
Dalam konflik enam bulan pada tahun 2020, Azerbaijan memulihkan sebagian besar wilayah yang hilang dalam perang sebelumnya.
Dalam pertempuran terbaru, Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan pasukannya diserang dengan mortir dan senjata ringan di dekat Desa Sotk, sekitar perbatasan. Kementerian mengatakan drone juga dikerahkan.
"Setelah tembakan musuh, satu pihak Armenia terbunuh dalam aksi dan satu terluka," kata kementerian itu, menambahkan baku tembak akhirnya mereda.
Ketegangan meningkat sementara upaya intensif untuk membuat kedua negara mencapai kesepakatan damai meskipun ada perbedaan dalam demarkasi perbatasan dan masalah lainnya. Pembicaraan umumnya dilakukan di bawah yurisdiksi Uni Eropa atau Rusia - yang menjadi perantara gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran pada 2020.