SHANGHAI, iNews.id - China bereaksi keras setelah balon udaranya yang melintasi wilayah udara Amerika Serikat (AS) ditembak jatuh dengan jet tempur, Sabtu (4/2/2023) waktu setempat. Balon yang dicurigai melakukan aktivitas mata-mata itu masuk wilayah AS sejak sepekan terakhir memicu tegangnya hubungan kedua negara.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China mengungkapkan rasa sangat tidak puas serta menentang penggunaan kekuatan dalam menangani balon tersebut.
Seorang juru bicara Kemlu China menyampaikan protes keras atas tindakan terhadap pesawat sipil tak berawak itu, Minggu (5/2/2023). Dia menegaskan Pemerintah China akan membela hak dan kepentingan perusahaan yang terdampak akibat tindakan AS itu.
Menurut Kemlu, pihaknya sudah memberi tahu AS beberapa kali bahwa balon itu tak melakukan aktivitas mata-mata, melainkan pesawat sipil yang sedang melakukan penelitian ilmiah. Balon memasuki wilayah udara AS secara tidak sengaja setelah menyimpang jauh dari jalur yang direncanakan akibat kondisi tak terduga alias force majeure.
"(Reaksi AS) Berlebihan dan sangat melanggar praktik internasional," kata juru bicara tersebut, dikutip dari Sputnik.
Jet tempur F-22 AS menembak jatuh balon tersebut menggunakan rudal pada Sabtu China di lepas pantai South Carolina pada Sabtu.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin menyebut balon itu menjalankan aktivitas mata-mata sehingga ditembak jatuh. Menurut Austin, balon itu digunakan untuk mengawasi lokasi-lokasi strategis di AS.