Dia menyebut keputusan itu dibuat berdasarkan alasan keamanan.
Perintah itu mengejutkan muslim Rohingya, kata salah satu pemimpin mereka dengan syarat anonimitas.
Dia mengatakan, larangan itu akan sangat memengaruhi kehidupan Rohingya, mengganggu komunikasi antar berbagai kamp yang tersebar di distrik perbatasan Cox's Bazar.
"Kami tidak akan dapat berkomunikasi dengan kerabat kami yang tinggal di Myanmar atau bagian lain dunia," kata pemimpin itu.
Banyak etnis Rohingya, katanya, mengandalkan akses ponsel dan biasanya menerima panggilan telepon terkait pengiriman uang.
Bangladesh di masa lalu mencoba membatasi akses ponsel di permukiman itu. Namun langkah itu tidak ditegakkan secara serius, dan justru memicu berkembangnya pasar telepon seluler serta kartu SIM di kamp.