China juga pernah mengalami banjir dahsyat di tahun 2012, tepatnya di Beijing, 22 Juli. Banjir dipiu intensitas hujan yang mencapai 460 mm dalam sehari.
Dilaporkan, banjir tahun 2012 ini merupakan yang terbesar dalam enam dekade terakhir. Banjir mengakibatkan 79 orang tewas.
Selain korban tewas, banjir juga menyebabkan 8.200 rumah hancur, 57.000 warga mengungsi. Banjir juga mempengaruhi 1,6 juta warga lain. Kerugian materil diperkirakan mencapai 1,6 miliar Dolar AS.
Akibat bencana ini, beberapa fasilitas umum seperti bandara terhenti. Sebanyak 80.000 orang harus mengungsi di Bandara Internasional Beijing.
Di Indonesia, tepatnya di Jakarta juga pernah dilanda banjir besar tahin 2007. Banjir dipicu sistem saluran air yang kurang memadai serta hujan terus terjadi selama berhari - hari.
Curah hujan yang lebat menyebabkan 13 sungai yang melintasi Jakarta mengalami peningkatan volume debit air.
Banjir yang melanda pada bulan Februari ini mengakibatkan 60 persen lebih kawasan Jakarta terendam. Hal ini membuat aliran listrik dihentikan, sekolah libur, lalu lintas terputus dan bisnis terganggu.
Selain itu, selama empat hari, pusat negara ini mengalami mati suri. Baik penerbangan lokal maupun internasional mengalami pembatalan.
Banjir menyebabkan 80 korban jiwa serta 300.000 warga mengungsi.
Banjir besar terbaru juga terjadi di Indonesia tepatnya di Kalimantan, tepatnya November 2021 lalu. Curah hujan tinggi terjadi tepatnya di Kabupaten Sintang.
Banjir ini terjadi nyaris hampir ssatu bulan sejak 21 Oktober 2021. Bencana banjir Sintang merendam 12 kecamatan di antaranya Kayan Hilir, Sintang, Sepauk, Ketungau Hilir, Kayan Hulu, Kalam Permai, Ambalau, dedai, Serawai, Binjai Hulu Sei Tebelian dan Tempunak.
Itulah banjir terbesar sepanjang sejarah yang pernah melanda dunia. Dengan banyaknya bencana banjir, semoga dapat menggugah hati banyak pihak untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan juga mereboisasi hutan.