"Koalisi global terhadap Daesh sudah membuat kemajuan besar. Sejak operasi militer dimulai, koalisi dan mitranya di Suriah dan Irak merebut kembali sebagian besar wilayah Daesh dan kemajuan penting telah dibuat dalam beberapa hari terakhir di daerah terakhir Suriah timur yang telah diduduki Daesh," katanya.
“Tapi masih banyak yang harus dilakukan dan kita tidak boleh melupakan ancaman yang mereka ajukan. Bahkan tanpa wilayah, Daesh akan tetap menjadi ancaman. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Amerika Serikat, perkembangan di Suriah ini tidak menandakan berakhirnya koalisi global atau kampanyenya. Kami akan terus bekerja dengan anggota koalisi untuk mencapai ini," tuturnya.
“Kami tetap berkomitmen pada koalisi global dan kampanye untuk menolak wilayah Daesh dan memastikan kekalahannya yang abadi, bekerja bersama mitra regional kami yang kritis di Suriah dan sekitarnya. Ketika situasi di lapangan berkembang, kami akan terus mendiskusikan bagaimana kami mencapai tujuan ini dengan mitra koalisi kami, termasuk AS,” tandasnya.
Pemerintahan Trump diperkirakan akan menarik semua atau sekitar 2.000 pasukan AS dari Suriah. Diketahui rencana penarikan sudah dimulai dan pasukan AS akan mulai pergi secepat mungkin.
Keputusan itu menggarisbawahi perpecahan antara Trump dan penasihat militernya, yang mengatakan dalam beberapa pekan terakhir bahwa kantong militan ISIS tetap tersisa dan AS harus mempertahankan pasukan tetap di tempatnya sampai kelompok itu diberantas.