Pernyataan tersebut juga mengatakan, pihak yang terbukti lalai harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Selain itu juga terdapat juga pelanggaran atas perintah eksplisit dari panglima tertinggi, yang menekankan peluru tajam tidak boleh ditembakkan dalam keadaan apa pun.
Al-Kadhimi juga memerintahkan kompensasi diberikan kepada para korban bentrokan. Dia juga memutuskan untuk secara pribadi mengawasi perkembangan penyelidikan.
Dilansir dari Reuters, bentrokan tersebut merupakan kekerasan pertama yang signifikan antara pasukan pemerintah dan pendukung partai-partai politik yang sebagian besar memiliki pasukan sayap bersenjata dan bersekutu dengan Iran. Kelompok ini kehilangan puluhan kursi di parlemen setelah pemungutan suara 10 Oktober.
Sumber keamanan mengatakan, polisi menembakkan gas air mata dan peluru tajam ke udara ketika sejumlah pengunjuk rasa melemparkan batu dan mencoba maju menuju Zona Hijau Baghdad yang dibentengi pasukan. Zona hijau tersebut merupakan lokasi dimana terdapat gedung-gedung pemerintah dan kedutaan asing berada.
Sayangnya, Komando Operasi Gabungan tidak menyebutkan jumlah kematian dan cedera. Namun sumber rumah sakit mengatakan, lebih dari 21 pengunjuk rasa terluka karena menghirup asap. Sementara sembilan polisi terluka karena dilempari batu.