QUITO, iNews.id - Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengumumkan keadaan darurat dalam sistem lembaga pemasyarakatan negara itu, Rabu (29/9/2021), menyusul tewasnya 116 narapidana dalam bentrokan antargeng. Bentrokan pecah di Lembaga Pemasyarakatan Litoral, Kota Guayaquil. Bahkan delapan di antara korban tewas dipenggal, laporan lain menyebutkan lima orang ditemukan tanpa kepala.
Bentrokan napi yang dipicu perebutan kekuasaan di penjara oleh kelompok geng narkoba internasional itu juga melukai 80 orang.
Lasso menetapkan keadaan darurat yang memberikan kekuasaan kepada pemerintah untuk mengerahkan polisi dan tentara ke dalam penjara.
Menurut Lasso, pembantaian di penjara merupakan peristiwa mengerikan dan menyedihkan. Dia juga belum bisa menjamin pihak berwenang bisa memegang kontrol kembali.
“Sangat disesalkan bahwa penjara diubah menjadi tempat perselisihan kekuasaan oleh geng-geng kriminal,” katanya, dikutip dari Associated Press, Kamis (30/9/2021).
Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan, puluhan mayat tergeletak di Paviliun 9 dan 10 penjara Litoral layaknya medan perang. Bentrok antargeng melibatkan senjata api, pisau, bahkan bom.
Bahkan seorang komandan polisi di daerah Fausto Buenano mengatakan, ada mayat yang ditemukan di pipa penjara.
Mantan Presiden Dewan Rehabilitasi Nasional Ekuador Ledy Zuniga mengatakan pembantaian di penjara Ekuador ini merupakan yang paling parah dalam sejarah.
“Dalam sejarah negara, belum pernah ada insiden serupa atau mirip dengan ini,” kata Zuniga.