"Ini merupakan kasus klasik seperti mencari kunci yang hilang hanya di bawah tiang lampu. Kondisi dunia yang sedang menakutkan ini tidak perli disulut dengan teori konspirasi dan analisis yang buruk," kata Liu.
Munculnya teori konspirasi soal kebocoran ini pertama kali muncul pada akhir Januari 2020 ketika tabloid Inggris Daily Mail dan Amerika Serikat Washington Times menerbitkan artikel-artikel yang menyebutkan bahwa wabah virus korona merupakan dampak dari kekeliruan tak disengaja para peneliti senjata biologi rahasia di China.
Meskipun tidak disertai bukti, teori ini dengan cepar menyebar luas di media sosial.
Pada 28 Januari, Kedutaan Besar China di Italia menegaskan bahwa teori itu tidak berdasar.
"China akan terus mempertahankan sikap terbuka, transparan, dan sangat bertanggung jawab ketika menerbitkan informasi mengenai wabah itu. Sambil memperkuat pencegahan dan pengendalian wabah, China akan terus mempererat kerja sama internasional dan menangani penyakit tersebut bersama komunitas internasional dan menjaga keselamatan dan kesehatan di kawasan dan dunia," bunyi pernyataan.