Bikin Pameran tentang Perbudakan Industri Pornografi, Museum Inggris Malah Dikecam

Ahmad Islamy Jamil
Ilustrasi konten porno. (Foto: Sindonews)

Sementara, Exodus Cry menyatakan pada awal pekan ini bahwa mereka merasa terhormat bisa menjalin kemitraan dengan Museum Perbudakan Internasional—yang dibuka pada 2007 dan berfokus pada perdagangan budak transatlantik.

Kepala eksekutif organisasi tersebut, Benjamin Nolot mengatakan, kritik terhadap pameran itu tidak menguntungkan dan tidak adil. Menurut dia, kritik publik (termasuk dari para aktivis antiperdagangan orang) seharusnya diarahkan kepada situs-situs porno yang mengambil keuntungan dari video pencabulan anak.

Nolot enggan mengomentari pengumuman tentang pembatalan pameran tersebut oleh pihak Museum Nasional Liverpool.

Exodus Cry menjadi berita utama bulan ini setelah tulisan kolom mereka dimuat New York Times. Dalam kolom tersebut, mereka mengungkapkan bahwa Pornhub—salah satu situs porno terbesar di dunia—memasukkan berbagai video pelecehan anak. Akibat tulisan itu, layanan keuangan Mastercard dan Visa menghentikan pembayaran untuk situs tersebut.

Editor : Ahmad Islamy Jamil
Artikel Terkait
Soccer
8 jam lalu

Jurgen Klopp Bongkar Dua Masalah Besarnya dengan Mo Salah, Arne Slot Tak Sendirian!

Soccer
1 hari lalu

Mo Salah Tinggalkan Liverpool? Man United Siapkan Penawaran Mengejutkan!

Soccer
2 hari lalu

Klasemen Liga Champions 2025-2026: Bayern Munchen Tempel Arsenal di Puncak, Inter dan Liverpool Ketat di 8 Besar

Soccer
2 hari lalu

Hasil Lengkap Liga Champions: Liverpool Hajar Inter Tanpa Mo Salah, Barcelona Libas Eintracht Frankfurt

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal