Serangan Ukraina menargetkan permukiman yang tak dijaga dengan perangkat militer.
"Tidak ada keraguan bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina tidak akan mematuhi 'batasan' dalam memilih target mereka karena putus asa, karena kerugian sangat besar serta ketidakmampuan untuk mencapai keberhasilan di garis depan," bunyi pernyataan.
Selanjutnya, Kedubes Rusia memperingatkan dampak penggunaan bom klaster di Ukraina yang bisa membahayakan warga sipil.
"Sulit membayangkan berapa banyak korban sipil yang akan jatuh, termasuk warga Ukraina, saat penjahat Kiev mulai menggunakan amunisi tandan AS," kata kedubes.
Sebelumnya Direktur Staf Gabungan untuk Operasi Departemen Pertahanan AS Douglas A Sims mengatakan, bom klaster yang disediakan AS dan negara-negara lain telah dikirim ke Ukraina. Dia juga menegaskan Ukraina juga menerima bom klaster dari negara pihak ketiga.