Republik Afrika Tengah telah diguncang oleh kekerasan sejak 2013 ketika pemberontak Seleka. Kelompok ini sebagian besar terdiri atas Muslim.
Mereka menggulingkan presiden saat itu Francois Bozize. Aksi tersebut memicu pembalasan dari sebagian besar milisi Kristen.
Menurut PBB, konflik tersebut telah menyebabkan lebih dari satu juta orang tewas.
Kekerasan berkurang setelah perjanjian damai ditandatangani pada Februari 2019 antara pemerintah dan 14 kelompok bersenjata. Sayang situasinya tetap tidak stabil karena sebagian besar wilayah masih di luar kendali pemerintah.
Pasukan penjaga perdamaian PBB dikerahkan ke negara tersebut pada 2014. Ada lebih dari 14.200 personel berseragam yang tergabung dalam misi tersebut. Sebanyak 147 di antaranya tewas.