Selanjutnya Tedros mengaku melihat pecahan rudal di antara puing-puing bangunan bandara Sanaa yang hancur. Dia juga mengungkapkan keterkejutannya bahwa Israel dengan sengaja mengincar infrastruktur sipil seperti bandara.
“Jadi bandara sipil harus dilindungi, meski saya ada di sana atau tidak,” ujarnya.
Serangan itu juga menyebabkan salah satu staf PBB menderita luka.
Lebih lanjut Tedros mengambil pelajaran dari serangan itu. Bisa dibilang peristiwa pada Kamis itu merupakan kondisi medan perang paling riil yang dia hadapi selama menjabat sebagai bos WHO. Dari kejadian itu dia bisa merasakan penderitaan orang-orang yang tinggal di daerah konflik yang kerap merasakan penderitaan, bahkan ancaman kehilangan nyawa setiap saat.
"Saya hanya seorang manusia. Jadi saya bersimpati kepada mereka yang menghadapi hal yang sama setiap hari. Namun, setidaknya itu memungkinkan saya merasakan apa yang mereka rasakan,” ujarnya.