Jaksa penuntut mengatakan kepada pengadilan, mereka menemukan bukti komando langsung Hasina untuk menggunakan peralatan mematikan guna meredam demonstrasi yang dipimpin mahasiswa.
Menurut laporan PBB, diperkirakan 1.400 orang tewas selama demonstrasi besar-besaran yang berlangsung antara 15 Juli dan 5 Agustus 2024. Sementara ribuan orang lainnya luka, sebagian besar akibat terkena tembakan.
Aksi protes itu tercatat sebagai kekerasan terburuk di Bangladesh sejak perang kemerdekaan 1971.