Amnesty International menuding militer Myanmar menggunakan senjata untuk medan perang serta kekuatan mematikan lainnya dalam menangani demonstrasi anti-kudeta. Temuan itu berdasarkan hasil pemantauan pada lebih dari 50 video.
Seorang juru bicara junta militer Myanmar menolak memberikan komentar. Tetapi dia menyebut akan ada konferensi pers oleh dewan militer di Ibu Kota Naypyitaw pada Kamis pukul 14.00. Junta sebelumnya menuding demonstran membuat kerusuhan dengan menyerang polisi, serta merusak keamanan dan stabilitas nasional.
Dewan Keamanan PBB pada Rabu mengutuk kekerasan terhadap demonstran dan mendesak militer menahan diri. Sayangnya, PBB terhalang untuk memberikan kecaman resmi terhadap kudeta oleh militer, karena penolakan dari China dan Rusia.