MADRID, iNews.id - Investigasi terbaru mengungkap bagaimana pemerintah Israel menggunakan kampanye iklan digital bernilai besar untuk tidak hanya menyangkal kelaparan di Gaza, tetapi juga menyerang para pengkritiknya.
Lembaga PBB hingga pejabat internasional ikut jadi sasaran dalam strategi propaganda tersebut.
Laporan Eurovision News dan Komite Pengecualian Israel menyebut, biro iklan pemerintah Israel, Lapam, meluncurkan kampanye senilai 50 juta dolar AS (sekitar Rp820 miliar) di berbagai platform, termasuk Google, YouTube, X, Outbrain, dan Teads.
Salah satu target utama adalah badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA). Dalam sejumlah iklan, Israel menuduh UNRWA berfungsi sebagai “kedok Hamas”. Langkah ini dinilai sebagai upaya sistematis untuk melemahkan legitimasi lembaga yang selama ini memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina.
Tidak hanya lembaga, tokoh PBB juga menjadi sasaran. Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, difitnah melalui kampanye iklan digital di Eropa. Ia dilabeli “antisemit” setelah berulang kali mengkritik kebijakan militer Israel di Gaza.