KUALA LUMPUR, iNews.id - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad akan mengkaji ulang kesepakatan pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang sejak Maret 2014 dengan perusahaan Amerika Serikat (AS).
Pesawat Boeing 777 yang membawa 239 orang itu hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing, China, pada 8 Maret. Teori yang berkembang, sesuai temuan beberapa puing, pesawat jatuh di Samudera Hindia.
Pada Januari lalu, pemerintahan Najib Razak meneken kontrak senilai hingga 70 juta dolar AS atau sekitar Rp978 miliar dengan perusahaan eksplorasi laut AS, Ocean Infinity. Jika perusahaan menemukan MH370, uang akan diserahkan dengan nilai maksimal sejumlah itu, bergantung dari luas wilayah yang sudah dicari. Misi pencarian Ocean Infinity diperkirakan akan berakhir pada Juni 2018.
"Kami ingin tahu dulu detail dari (pencarian), kebutuhannya, dan jika kami dapati ini tidak penting, kami tak akan memperbaruinya. Kami akan meninjau ulang kontrak dan kami akan akhiri jika tidak berguna," kata Mahathir, dalam rapat kabinet, dikutip dari Reuters, Rabu (23/5/2018).