Laporan media Amerika Serikat, Washington Post, pada awal tahun ini menyebut para Muslim Uighur tersebut mendapat perlakuan layaknya tahanan di kamp-kamp vokasi. Bahkan, petugas kamp memaksa perempuan Uighur dipasangi alat konstrasepsi untuk mengendalikan pertumbuhan populasi.
China awalnya membantah keberadaan kamp-kamp konsentrasi tersebut, sebelum akhirnya menyebut kamp-kamp tersebut menyediakan pelatihan kerja dan pendidikan bagi Muslim Uighur.
Orang Uighur adalah etnis Turki yang sebagian besar Muslim yang menganggap diri mereka dekat secara budaya dan etnis dengan negara-negara Asia Tengah.
Mayoritas orang Uyghur tinggal di Provinsi Xinjiang, China, dimana mereka berjumlah sekitar 11 juta orang atau sekitar 45 persen dari populasi.
Para pengamat mengatakan bahwa selama bertahun-tahun, kebijakan pemerintah pusat secara bertahap telah membatasi aktivitas keagamaan, komersial, dan budaya Uighur, bersamaan dengan mobilisasi sebagian besar etnis Han China ke wilayah tersebut.