Sebagian besar dari mereka yang terinfeksi di Nanjing juga sudah mendapatkan dosis penuh. Ini berdampak pada minimnya penyakit serius, di mana hanya 4 persen dari mereka yang terinfeksi harus berjuang melawan penyakit parah.
Guo Yanhong, seorang pejabat Komisi Kesehatan Nasional (NHC), seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (2/8/2021), mengatakan, banyak dari pasien yang mengalami penyakit parah memiliki penyakit bawaan seperti asma, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
Namun harus diakui efektivitas semua vaksin Covid-19 menurun saat mwlawan Covid-19 varian Delta. Kondisi paling parah dialami penerima vaksin non-mRNA seperti buatan China.
Mengutip hasil penelitian di Sri Lanka, efektivitas vaksin Sinopharm dalam melawan Delta turun menjadi 68 persen.
Sementara itu produsen vaksin China lain, Sinovac, menyebut produknya masih dapat menetralkan varian Delta berdasarkan studi laboratorium, namun tidak memberikan penjelasan secara detail.
Di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengubah sikap dengan meminta warga yang sudah mendapat vaksin penuh untuk kembali mengenakan masker di dalam ruangan atau di tempat-tempat yang potensi penularannya tinggi.
"Delta menyumbang 80 persen kasus di AS dan mereka memberlakukan kembali syarat mengenakan masker. Itu berarti penyebaran Delta semakin parah dan perlindungan pribadi tidak bisa dikurangi bahkan dengan vaksinasi sekalipun," kata Wang Huaqing, kepala ahli imunisasi CDC China.