NEW DELHI, iNews.id - India sejak sepekan terakhir dihantam badai wabah Covid-19 paling parah, bahkan lebuh buruk dibandingkan gelombang pertama. Selama 2 hari berturut-turut, yakni Kamis dan Jumat (22-23/4/2021), negara itu mencatat penambahan harian kasus infeksi yang bukan hanya mencapai rekor nasional, tapi internasional.
Pada Kamis India mencatat penambahan 314.835 kasus infeksi virus corona dan sehari kemudian 332.730 kasus. Angka itu melampaui rekor global penambahan harian sebelumnya yang dicapai Amerika Serikat pada Januari 2021, yakni 297.340 kasus.
Lonjakan ini jelas memukul layanan kesehatan negara dengan populasi terpadat kedua di dunia itu, di mana rumah sakit kehabisan tempat tidur dan langkanya oksigen, obat-obatan, serta alat pendukung medis lainnya.
Para pasien di rumah sakit Ibu Kota New Delhi terpaksa dibaringkan di luar rumah sakit karena menunggu antrean, meskipun kondisi mereka kritis.
Di New Delhi satu orang meninggal setiap 5 menit. Tidak semua yang meninggal sudah menjalani tes Covid-19 untuk memastikan apakah mereka positif atau tidak, namun mengalami gejala yang mirip.
Di Rumah Sakit Guru Teg Bahadur, pasien kritis satu per satu tiba menggunakan ambulans pada Jumat. Beberapa dari mereka harus menunggu beberapa jam di troli. Ada pula yang tak bisa bertahan, seperti dialami pasien Shayam Narayan yang meninggal saat mengantre.
Shayam tentu tidak dimasukkan dalam data orang meninggal akibat Covid karena belum dites. Ironisnya, data resmi korban meninggal akibat Covid berbeda dengan kenyataan di lapangan di mana krematorium harus bekerja 24 jam nonstop, termasuk pemakaman. Itu belum termasuk warga yang mengkremasi jenazah anggota keluarga mereka secara mandiri di lapangan.