TEL AVIV, iNews.id - Israel semakin menunjukkan tekadnya untuk mencaplok Kota Gaza meski harus mengorbankan nyawa sandera yang masih ditahan kelompok bersenjata Palestina. Rencana pendudukan Gaza resmi disetujui Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Minggu (17/8/2025), padahal sebelumnya sang komandan, Letnan Eyal Zamir, menentangnya.
“Israel siap mengambil risiko meskipun sandera terancam jiwa,” demikian laporan stasiun televisi pemerintah Israel, KAN, Minggu (17/8/2025).
Langkah ini memicu kontroversi di dalam negeri. Ratusan ribu warga menggelar demonstrasi besar-besaran di berbagai wilayah Israel pada Minggu, mendesak pemerintah untuk membatalkan operasi militer ke Kota Gaza.
Mereka menuntut pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menyepakati gencatan senjata dengan Hamas demi kebebasan para sandera. Menurut perhitungan Israel saat ini ada 20 sandera Israel yang masih hidup dari total 50 yang tersisa.
Publik Israel mempertanyakan komitmen pemerintah Netanyahu yang selama ini menjanjikan pembebasan sandera sebagai prioritas. Namun keputusan kabinet keamanan menunjukkan arah sebaliknya, operasi militer tetap berjalan dengan mendahulukan target pendudukan Kota Gaza.
Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Eyal Zamir secara resmi menyetujui operasi pendudukan Gaza dalam pertemuan militer. Pertemuan tersebut juga dihadiri Nitzan Alon, pejabat militer IDF yang bertanggung jawab terhadap urusan sandera Israel. Kehadiran Alon menegaskan bahwa militer sadar risiko besar terhadap keselamatan para sandera, namun tetap memilih melanjutkan invasi.