Polisi menangkap 74 orang dan menjatuhkan hukuman denda pada 176 orang lainnya dalam insiden tersebut. Seorang pria yang diyakini sebagai 'agitator utama' menghadapi tuduhan penghasutan, sedangkan lainnya didakwa melakukan penyerangan pada polisi.
Perdana Menteri Menteri Negara Bagian Victoria, Daniel Andrews, menyebut para pengunjuk rasa egois. Dia juga memastikan unjuk rasa yang digelar kelompok anti-lockdown tidak akan berpengaruh pada kebijakan pembatasan wilayah.
"Tidak ada yang menikmati kenyataan yang kita hadapi, tapi tidak ada dari kita yang memiliki pilihan untuk mengabaikan kenyataan yang kita hadapi," katanya.
"Kita tidak bisa membuka (kota) sekarang dan tetap membiarkannya terbuka. Itu tidak akan aman," lanjutnya.
Pemerintah Kota Melbourne memberlakukan pembatasan kunjungan rumah ke rumah, dan membatasi perjalanan tidak lebih dari lima kilomter hingga 26 Oktober mendatang.
Negara bagian Victoria menjadi epicenter gelombang kedua Covid-19 di Australia. Kasus infeksi di wilayah selatan benua Australia itu mencapai 19.800 dan 716 total kasus kematian. Situasi inilah yang mendorong pemerintah negara bagian memberlakukan jam malam dan pembatasan wilayah.
Terlepas dari gelombang kedua Covid-19 di Victoria, Australia relatif berhasil dalam menahan laju penularan virus. Sejauh ini, dalam 24 jam terakhir Australia hanya mencatat enam kasus baru, sedangkan akumulasi kasus positif Covid-19 di Negeri Kanguru mencapai 26.607 dan 803 angka kematian.