Sementara itu setelah pelantikannya, Pikulas mengatakan peristiwa di Madagaskar selama beberapa hari terakhir tidak bisa diprediksi.
"Jadi, tentara memiliki tanggung jawab untuk memulihkan ketenangan dan perdamaian di seluruh Madagaskar," ujarnya.
Saat ditanya mengenai seruan agar Rajoelina mengundurkan diri, dia menolak membahas politik di dalam fasilitas militer.
Personel CAPSAT mendesak tentara lainnya untuk berhenti mengikuti perintah presiden, sebaliknya mendukung pemberontakan yang dipimpin oleh pemuda.
"Jangan patuhi perintah atasan kalian. Arahkan senjata kepada mereka yang memerintah kalian untuk menembak rekan seperjuangan kalian karena mereka tidak akan mengurus keluarga kita jika kita mati," kata CAPSAT.
Perwira tinggi CAPSAT Michael Randrianirina membantah keputusan unitnya untuk memberontak dengan mendukung para demonstran sebagai upaya kudeta.
"Kami menjawab seruan rakyat, tapi ini bukan kudeta," ujarnya.