"Denmark memulai dari posisi yang berbeda," katanya.
Swedia dan Denmark telah mendapatkan kritik luas karena membiarkan penghinaan terhadap Al-Quran secara publik yang diadakan di bawah perlindungan polisi.
Politikus Rasmus Paludan, membakar salinan Alquran di kota-kota Swedia seperti Malmo, Norrkoping, dan Jonkoping serta di ibu kota Stockholm selama liburan Paskah tahun lalu.
Kemudian, pengungsi kelahiran Irak, Salwan Momika, membakar salinan kitab suci di luar sebuah masjid di ibu kota Swedia, Stockholm, pada 28 Januari.
Imigran asal Iran, Bahrami Marjan, melakukan tindakan provokatif serupa di Angbybadet, Stockholm, pada 3 Agustus.