Proses tersebut diulangi sebanyak 12 hingga 28 kali sampai menghasilkan pedang dengan bilah sangat tajam dan mampu menembus senapan mesin. Pada abad ke-16, pedang berevolusi menjadi rapier yakni senjata dengan bilah lebih tipis dengan panjang hingga mencapai 2 meter . Hadirnya rapier inilah yang mengawali permainan duel pedang.
Tadinya orang Jerman menyelenggelarakan duel pedang sebagai pertarungan sampai mati dengan pedang yang tajam dan berat. Lalu ketika masuk Prancis, permainan duel pedang itu 'diperhalus' menggunakan senjata lebih ringan untuk mengurangi risiko luka. Permainan duel pedang sekarang lebih dikenal sebagai olahraga anggar.
Pamor pedang menurun semenjak hadirnya senjata api, namun eksistensinya masih bertahan untuk waktu sangat lama. Saat ini, pedang dibuat sebagian besar sebagai seremonial. Negara yang masih menggunakan pedang adalah Jepang.
Berikut pedang dari zaman kuno yang mengukir sejarah peradaban:
1. Khopesh
Khopesh muncul pada masa Zaman Perunggu, senjata mesir kuno berbentuk pisau bengkok seperti sabit dengan bahan perunggu. Pedang ini tersebar di wilayah Timur Tengah, terutama Mesir. Selama periode Kerajaan Baru, khopesh dijadikan senjata militer umum untuk pertarungan jarak dekat. Meskipun tidak lagi digunakan, khopesh adalah simbolik milik Mesir Kuno.
Konon anak laki-laki Firaun, Tutankhamun, dikuburkan dengan dua pedang sabit berukuran berbeda.