Di Korea Utara, Pakai Lipstik Merah Dianggap sebagai Perlawanan pada Negara

Arif Budiwinarto
Di Korea Utara, perempuan mengenakan lipstik berwarna merah dianggap sebagai bentuk perlawanan pada negara. (foto: CNN)

SEOUL, iNews.id - Seorang pembelot Korea Utara mengungkap bagaimana perempuan di negara tersebut sangat dibatasi dalam urusan bersolek serta berpakaian. Berani memakai make-up berbeda sangat berisiko bagi perempuan Korut.

Nara Kang, seorang perempuan pembelot Korut yang melarikan diri ke Korea Selatan pada 2015 di usia 22 tahun, menceritakan pengalamannya tumbuh besar di Korea Utara. Memasuki usia remaja, Kang kerap berusaha tampil beda mulai dari make-up serta gaya fesyen.

Lipstik berwarna merah merupakan riasan wajah 'terlarang' di Korut. Bahkan, di kota kelahirannya, Chongjin, perempuan yang mengenakan lipstik berwarna merah terang akan langsung dilabeli sebagai bentuk perlawanan pada negara.

Oleh sebab itu, banyak perempuan di kota kelahiran Kang hanya boleh mengenakan lipstik berwarna lebih menyala, serta rambut panjang yang dikuncir.

"Memakai lipstik merah di bibir adalah hal yang sulit dibayangkan di Korea Utara," kata Kang dikutip dari CNN, Sabtu (15/8/2020).

"Warna merah mewakili kapitalisme dan itulah kenapa komunitas Korea Utara tidak memperbolehkan Anda memakainya," ujarnya.

Kang menceritakan lebih lanjut, setiap hari di pusat-pusat keramaian masyarakat selalu terlihat Gyuchalde--polisi fesyen di Korut--yang berpatroli. Mereka bukan hanya mengecek gaya rambut, riasan tetapi juga gaya berpakaian perempuan-perempuan Korut.

Sebab, disinyalir banyak perempuan Korut yang secara diam-diam mengadopsi gaya berpakaian perempuan Korsel yang dianggap lebih moderat.

Tak hanya Gyuchalde, kata Kang, penduduk tradisional Korut juga tidak senang dengan masuknya budaya Korsel ke negara mereka. Bahkan, mereka tak segan memberikan sanksi sosial bagi perempuan atau orang yang ketahuan mengadopsi budaya negara tetangga.

"Kapanpun saya memakai make-up, orang-orang tua di desa akan mengatakan bahwa saya pemberontak kapitalis."

"Ada unit patroli setiap 10 meter untuk mengecek penampilan pejalan kaki. Kami tidak boleh memakai aksesoris seperti ini," lanjutnya.

Pasar Gelap Jangmadang

Pasar Jangmadang merupakan pasar tradisional terkenal di Korea Utara, di lokasi ini warga Korut memenuhi kebutuhannya pangan. Mereka melakukan jual-beli buah, pakaian serta peralatan rumah tangga.

Namun, di balik aktivitas normal itu Pasar Jangmadang juga menjual barang-barang selundupan dari Korea Selatan secara tersembunyi, alias pasar gelap (black market). Barang-barang yang dijual berupa CD film drama Korea, video musik, opera sabun, serta film yang sudah di-copy ke dalam USB drives.

Editor : Arif Budiwinarto
Artikel Terkait
Destinasi
4 hari lalu

Seoul dan Busan Jadi Destinasi Favorit Warga +62 Liburan ke Korsel

Nasional
5 hari lalu

Resmikan Pabrik Lotte Chemical Indonesia, Prabowo Kagumi Kerja Keras Bangsa Korea

Internasional
6 hari lalu

Duh, Korut Tembakkan Roket Artileri saat Menhan AS Hegseth Berkunjung ke Perbatasan Korsel

Kuliner
7 hari lalu

Kronologi Lengkap Oppa Korea Ngamuk di Restoran Jaksel, Nyaris Pukul Karyawan!

Seleb
7 hari lalu

Viral WN Korsel Bikin Onar di Jakarta! Ngamuk di Taksi hingga Rusak Restoran

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal