Di Pertemuan NATO, AS Semprot Turki gara-gara Beli Senjata dari Rusia

Ahmad Islamy Jamil
Spanduk NATO terpampang di markas baru aliansi itu di Brussles, Belgia, April 2018. (Foto: Reuters)

WASHINGTON DC, iNews.id – Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menyemprot Turki dalam pertemuan terakhir NATO pada pekan ini. Luapan kemarahan politikus Partai Republik itu dipicu oleh kebijakan Ankara membeli sistem persenjataan Rusia.

Sejumlah diplomat dan pejabat yang hadir dalam pertemuan itu mengungkapkan, Pompeo menilai langkah Turki itu sama saja dengan memberikan “hadiah” kepada Moskow.

Pada konferensi video para menlu anggota NATO yang diadakan pada Selasa (1/12/2020), Pompeo menuduh Turki merusak keamanan NATO dan menciptakan ketidakstabilan di Laut Mediterania Timur dalam perselisihan dengan Yunani dan Siprus. Para diplomat dan pejabat yang membocorkan isi pembicaraan Pompeo itu meminta agar nama mereka tidak disebutkan lantaran pertemuan tersebut bersifat rahasia.

Pompeo—yang bakal melepaskan jabatannya pada Januari nanti, ketika Presiden AS Donald Trump meninggalkan Gedung Putih—juga mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, bahwa Turki telah salah mengirim para pejuang Suriah yang dibayar ke Libya. Dia juga mengkritik intervensi Turki dalam konflik di Nagorno-Karabakh yang melibatkan Azerbaijan dan Armenia.

Menlu AS, Mike Pompeo. (Foto: AFP)

Berbagai topik itu memicu kecaman lebih lanjut terhadap Turki dari para sekutunya dalam pertemuan itu, termasuk Prancis, Yunani, dan bahkan negara kecil semacam Luksemburg yang kecil. Namun, Cavusoglu kemudian memberikan respons kepada rekan-rekan sekutunya itu dalam pertemuan yang, kata para diplomat.

Pertemuan itu digambarkan cukup kondusif, namun “lebih konfrontatif” dibandingkan dengan suasana berbagai rapat yang pernah digelar NATO selama ini.

Dalam kesempatan yang sama, seorang diplomat dengan mengutip Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, mengatakan bahwa persatuan di NATO tidak mungkin diwujudkan jika salah satu sekutu “meniru tindakan Rusia”. Tudingan itu merujuk pada cara Moskow memicu perang proksi dengan mengirimkan tentara bayaran ke daerah-daerah konflik.

Editor : Ahmad Islamy Jamil
Artikel Terkait
Nasional
12 jam lalu

Bertemu 45 Menit, Luhut: Prabowo Gembira Negosiasi Tarif dengan AS akan Rampung

Internasional
7 jam lalu

Rusia, China, dan Amerika Berlomba Pergi ke Bulan, Apa yang Dicari?

Internasional
16 jam lalu

Kim Jong Un Pamer Kapal Selam Nuklir Pertama Buatan Korea Utara

Internasional
17 jam lalu

Rusia Ingin Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir di Bulan, untuk Apa?

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal