Assad digulingkan oleh kelompok oposisi bersenjata yang dipimpin Hayat Tahrir Al Sham (HTS) pada 8 Desember lalu. Dia lalu melarikan diri ke Rusia dan bersama istri serta keluarganya mendapat suaka politik atas dasar kemanusiaan.
Penggulingan tersebut sekaligus mengakhiri rezim keluarga Assad, mealui Partai Baath yang, terlah berkuasa lebih dari 50 tahun. Rezim Assad, termasuk Hafez Al Assad, memimpin dengan kejam, tak segan-segan membantai atau menyiksa orang-orang yang berseberangan dengan pemerintahannya.
Sejak penggulingan Assad itu, militer Israel untuk pertama kali sejak 1974 memasuki wilayah Suriah di luar Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berdalih Israel harus membuat zona penyangga beberapa kilometer dari perbatasannya untuk memastikan keamanan nasional dari serangan kelompok yang baru menguasai Suriah.
Namun pendududukan wilayah Israel itu jelas-jelas melanggar hukum internasional dan perjanjian yang disepakat setelah Perang Yom Kippur pada 1974. Israel memanfaatkan konflik yang berlangsung di Suriah untuk mencaplok wilayahnya.