Semua pesawat luar angkasa yang pernah mendarat di bulan sebelumnya mendarat di wilayah dekat ekuator bulan. Kawasan itu dipilih, pertama, karena lebih mudah dan aman. Medan dan suhunya pun lebih kondusif untuk pengoperasian instrumen yang lama dan berkelanjutan. Sinar matahari juga hadir di wilayah tersebut, menawarkan pasokan energi secara teratur untuk instrumen yang memanfaatkan tenaga surya.
Semua keuntungan yang ditawarkan oleh kawasan khatulistiwa bulan tersebut menyebabkan wilayah kutub satelit alami bumi itu tidak terjelajahi sebelumnya. Suhu yang sangat dingin bisa saja membuat wilayah tersebut akan tetap membeku. Oleh karenanya, bebatuan dan tanah di kutub utara dan selatan bulan setidaknya diharapkan dapat memberikan petunjuk tentang awal mula sistem Tata Surya kita.
Wahana Chandrayaan-2, pendahulu Chandrayaan-3, juga berusaha mendarat di kutub selatan bulan ini pada 2019. Akan tetapi, pesawat antariksa itu tidak dapat melakukan pendaratan lunak dan kehilangan kontak setelah mencapai permukaan.