WINA, iNews.id - Mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Austria Karin Kneissl terpaksa meninggalkan negaranya karena mendapat ancaman pembunuhan. Dia kerap menerima ancaman itu, meskipun sudah mengundurkan diri dari perusahaan minyak Rusia, Rosneft, pasca-krisis Ukraina.
Setelah menjabat sebagai menlu Austria pada periode 2017 hingga 2019, Kneissl dinominasikan untuk posisi dewan direksi di Rosneft, tepatnya sejak Maret 2021. Dia menjadi perempuan pertama yang menjadi anggota dewan direksi Rosneft.
Selain itu Kneissl juga menjadi kontributor di media Rusia, RT. Dia kerap menulis opini tentang hubungan Rusia dengan Barat serta isu-isu lainnya.
Namun, setelah Rusia menginvasi Ukraina, Kneissl mengundurkan diri dari posisinya di Rosneft. Sehari sebelum dia mundur, Parlemen Eropa mengeluarkan resolusi yang menyerukan sanksi terhadap para politisi Eropa yang masih memiliki hubungan dengan bisnis Rusia. Nama Kneissl serta mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroeder disebut-sebut.
Schroeder, yang juga menjadi dewan direksi Rosneft, kemudian ikut mengundurkan diri.