Dia beralasan mengumpulkan semua informasi dari sumber terbuka sebagai bagian dari pekerjaan jurnalistiknya. Dia juga tidak melakukan sesuatu yang ilegal.
Dalam pernyataan terakhirnya di persidangan pekan lalu, Safronov menolak tuduhan itu sebagai hal yang tidak masuk akal. Dia menegaskan, semua informasi yang diterbitkan merupakan kumpulkan dari narasumbernya di lembaga pemerintah dan industri militer.
Dia juga mengaku tidak pernah memiliki akses ke dokumen rahasia. Penyelidik telah gagal memberikan kesaksian untuk mendukung tuduhan spionase.
Safronov menggambarkan hukuman panjang yang diminta oleh jaksa sebagai sesuatu yang mengerikan. Hukuman tersebut akan menodai citra negara dengan menunjukkan bahwa seorang jurnalis dihukum hanya karena melakukan pekerjaannya.
Banyak jurnalis dan aktivis hak asasi manusia Rusia telah mendorong pembebasan Safronov. Mereka menduga pihak berwenang ingin membalas dendam atas pemberitaannya yang mengungkap insiden militer Rusia dan kesepakatan senjata yang curang.
Kremlin tetap tidak bergeming meski banyak pihak menekan. Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menolak untuk mengomentari kasus ini dalam konferensi dengan wartawan.
Safronov telah ditahan sejak penangkapannya pada Juli 2020 di Moskow.