BEIJING, iNews.id – China pada hari ini menolak undangan baru dari AS untuk bergabung dengan perundingan trilateral kontrol senjata dengan Rusia. Penguasa di negeri tirai bambu mengaku merasa terganggu dengan usaha AS untuk menyeret China ke dalam masalah ini.
AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump terus menuntut agar China ikut serta dalam pembahasan mengenai kelanjutan dari Perjanjian New START (Strategic Arms Reduction Treaty) alias Traktat Pengurangan Senjata Strategis. Perjanjian yang ditandatangani pada 8 April 2010 di Praha, Ceko, itu bertujuan untuk membatasi hulu ledak nuklir Amerika Serikat dan Rusia—dua negara adidaya yang terlibat konflik samasa Perang Dingin.
China sebelumnya menyatakan, mereka hanya akan bergabung dalam perundingan tersebut jika AS mau mengurangi gudang senjatanya hingga ke taraf pencegah nuklir milik China yang jauh lebih kecil. China pun mendorong AS agar kembali mengeluarkan undangan baru jika memang berniat melibatkan Beijing dalam perundingan pada Kamis (16/7/2020).
Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China, Zhao Lijian, akhirnya menyatakan bahwa negaranya menolak ikut perundingan itu. Hal tersebut dia sampaikan pada saat konferensi pers di Beijing, Jumat (10/7/2020).
“Penolakan China atas apa yang disebut negosiasi kontrol senjata trilateral sangat jelas. Namun, AS terus mengganggu China, bahkan mendistorsi posisi China,” ujarnya seperti dikutip AFP.
Zhao mengatakan, proposal yang diajukan Washington DC untuk negosiasi trilateral (AS-Rusia-China) tidak serius dan tulus. Dia pun lebih memilih untuk menanggapi seruan Rusia terkait perpanjangan perjanjian dan mengurangi lebih jauh persenjataan nuklirnya sendiri.