Namun usaha bunuh dirinya gagal meskipun sikat gigi sudah berada di perut. Sejak itu dia mengenyampingkan pikiran untuk mengakhiri hidup lagi karena merasa gagal. Dia telah meninggalkan narkoba dan memulai hidup normal dengan menikah dan kini memiliki dua anak.
"Saya melupakan sikat gigi itu dengan anggapan akan keluar sendiri," katanya.
Meski menelan sikat gigi sejak 20 tahun silam, Li baru merasakan sakit 15 tahun kemudian atau pada 2014.
Menurut dokter ahli bedah yang menanganinya, Liu Jialin, rasa sakit itu disebabkan peradangan empedu.
"Sikat gigi mungkin tetap berada di perut dan usus duabelas jari selama bertahun-tahun sebelum menempel ke saluran empedu, menyebabkan peradangan dan rasa sakit. Jika tidak segera diobati, bisa mengenai lever dan mengakibatkan infeksi fatal," kata Liu.
Menurut Liu, dokter menggunakan cara endoskopi untuk mengambil sikat gigi yang semua bulu sikatnya sudah tak ada itu.
Dokter berhasil mengeluarkan dengan meminimalisasi dampak luka. Meski demikian masih ada potensi infeksi pada usus Li.