TEL AVIV, iNews.id - Pengamat militer Elijah Magnier mengungkap ada celah dari pertahanan Israel yang dimanfaatkan kelompok Hizbullah Lebanon. Serangan drone Hizbullah terhadap pangkalan militer Binyamina, dekat Haifa, Minggu (13/10/2024), menewaskan empat tentara Zionis dan melukai 61 lainnya.
Itu merupakan serangan paling mematikan yang dilakukan Hizbullah terhadap pangkalan militer Israel sejak perang 7 Oktober 2023.
Menurut Magnier, tak mudah mencegat drone tempur yang terbang rendah. Biasanya mereka hanya bisa dicegat dengan pesawat militer yang berpatroli.
Bahkan dalam kasus serangan drone di Binyamina tersebut, sirine peringatan serangan udara tak berbunyi yang menandakan radar tak mendeteksi adanya ancaman.
Bobolnya sistem pertahanan udara Israel harus dibayar mahal dengan jatuhnya banyak korban dari militer Zionis. Terlebih lagi di antara korban tersebut ada perwira senior.
Dalam pernyataanya, Hizbullah menjelaskan serangan itu sebagai pembalasan atas gempuran masif Israel di Beirut Lebanon pada Kamis pekan lalu.
“Dalam operasi yang kualitatif dan kompleks, pasukan rudal meluncurkan puluhan proyektil ke berbagai target dengan tujuan mengalihkan sistem pertahanan udara Israel,” bunyi pernyataan Hizbullah.
Di saat bersamaan, unit angkatan udara (AU) meluncurkan beberapa drone ke berbagai target di Acre dan Haifa, Israel. Drone tersebut mampu menembus radar pertahanan udara Israel tanpa terdeteksi kemudian menghantam targetnya yakni kamp pelatihan pasukan elite Brigade Golani di Binyamina.