"Penyelidikan harus diselesaikan sebelum membuat kesimpulan tentang penyebab kejadian. Kecelakaan yang tragis, sejauh ini kami mengetahui terjadi ledakan yang menyebabkan kematian," kata organisasi, dalam pernyataan.
Organisasi amal tersebut menyebut banyak amunisi bekas Perang Dunia II yang tak sempat meledak di Kepulauan Solomon. Kondisi ini tidak hanya berisiko terjadi ledakan, namun juga amunisi melepaskan bahan kimia berbahaya yang mencemari lingkungan setelah 75 tahun terpendam.
"Amunisi dari konflik terus membunuh atau melukai penduduk setempat dan digunakan sebagai praktik penangkapan ikan yang merusak," kata organisasi.