MARSEILLE, iNews.id – Komodo kini dinyatakan terancam punah. Penyebabnya adalah kenaikan permukaan air laut yang dipicu krisis iklim sehingga menyusutkan habitat kadal terbesar di dunia itu, menurut “Daftar Merah” terbaru yang dirilis lembaga internasional, belum lama ini.
Komodo adalah satwa endemik di beberapa pulau di Indonesia. Mereka hidup di pinggiran hutan atau di padang sabana terbuka. Komodo jarang berkeliaran area yang berada di atas 700 meter di atas permukaan laut (dpl).
Akan tetapi, naiknya permukaan air akan memengaruhi 30 persen habitatnya dalam 45 tahun ke depan, menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN). Lembaga yang berkantor pusat di Kota Gland, Swiss, itu pun telah mengubah status komodo dari rentan (vulnerable) menjadi terancam punah (endangered).
Pembaruan status komodo itu diumumkan dalam kongres konservasi dunia yang digelar IUCN di Marseille, Prancis. Ini adalah pembaruan status yang pertama untuk komodo dalam lebih dari 20 tahun terakhir.
Daftar merah itu diumumkan menyusul terbitnya laporan ilmiah pertama di dunia tentang dampak pemanasan global terhadap kelangsungan hidup komodo. “Langkah konservasi mendesak diperlukan untuk menghindari risiko kepunahan (komodo),” demikian rekomendasi dalam makalah yang telah ditinjau oleh ilmuwan sejawat (peer-reviewed) itu, seperti dikutip The Guardian, Sabtu (4/9/2021).
Selain tidak dapat pindah ke tempat yang lebih tinggi, habitat komodo menjadi semakin terfragmentasi oleh aktivitas manusia. Hal itu membuat populasinya kurang sehat secara genetik dan lebih rentan. Yang semakin membuat prihatin, rentang habitat hewan yang dijuluki “fosil hidup” itu di Pulau Flores, NTT, diperkirakan telah menyusut lebih dari 40 persen antara 1970 dan 2000.