Sebelumnya, banyak warga menentang pencalonan diri Duterte sebagai wakil presiden. Hal itu dianggap melanggar semangat konstitusi yang menetapkan presiden hanya dapat menjabat satu periode.
Analis mengatakan sangat penting bagi Duterte untuk memiliki penerus yang setia. Ini untuk melindunginya dari tindakan hukum baik di dalam negeri atau oleh Pengadilan Kriminal Internasional, atas kematian ribuan warga dalam perangnya melawan narkoba sejak 2016.
Pihak berwenang telah membunuh lebih dari 6.100 tersangka pengedar dan pengguna narkoba sejak Duterte menjabat pada Juni 2016. Kelompok-kelompok HAM mengatakan, polisi mengeksekusi tersangka dengan mengatakan mereka bertindak membela diri selama operasi penangkapan.
Polisi membantah pernyataan jika pihaknya sengaja mengeksekusi para tersangka.
Duterte merupakan pemimpin yang terkenal karena merangkul China dan meremehkan Amerika Serikat (AS), yang secara tradisional merupakan sekutu dekat Filipina. Dia tetap populer meskipun lawan-lawannya menuduhnya otoriter dan tidak toleran terhadap perbedaan pendapat.