Pejabat Kremlin juga menyatakan bahwa sekalipun sanksi AS ditujukan untuk mempersulit pembeli minyak Rusia, negara mereka masih memiliki pasar stabil di China, India, dan beberapa negara berkembang yang enggan mengikuti kebijakan sanksi kolektif Barat.
Selain itu, dukungan domestik terhadap kebijakan luar negeri Rusia tetap tinggi, dan hal ini menjadi fondasi psikologis dan politik yang memperkuat ketahanan ekonomi negara tersebut dalam jangka panjang.
“Kami sudah terbiasa hidup dalam tekanan ekonomi Barat. Yang berubah hanyalah bentuk dan jumlahnya, bukan tujuannya,” ujar salah satu sumber internal.
Dengan kondisi tersebut, Kremlin menilai bahwa Rusia dapat terus melanjutkan operasi militer di Ukraina tanpa harus khawatir akan runtuhnya ekonomi nasional akibat sanksi atau tarif dari negara-negara Barat.