NAYPYIDAW, iNews.id - Pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia (HAM) di Myanmar, Tom Andrews mengaku marah dan hancur atas kabar eksekusi mati empat aktivis demokrasi negara itu. Tindakan junta militer Myanmar tersebut hars jadi titik balik bagi internasional.
"Tindakan bejat ini harus menjadi titik balik bagi komunitas internasional," katanya dalam sebuah pernyataan, Senin (25/7/2022).
Dia mengaku marah dan hancur atas berita eksekusi junta terhadap patriot Myanmar dan pembela hak asasi manusia serta demokrasi tersebut.
"Hati saya tertuju pada keluarga, teman, dan orang-orang terkasih mereka dan tentu saja semua orang di Myanmar yang menjadi korban kekejaman junta yang meningkat," katanya yang juga pakar HAM.
Hal serupa disampaikan Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG) yang mengutuk eksekusi mati empat aktivisi demokrasi tersebut.
"Sangat sedih ... mengutuk kekejaman junta dengan istilah yang paling keras jika itu yang terjadi," kata juru bicara kantor presiden NUG Kyaw Zaw kepada Reuters melalui pesan.
NUG yang merupakan pemerintahan bayangan yang dilarang oleh militer yang berkuasa meminta komunitas internasional menghukum kekejaman junta.
"Komunitas global harus menghukum kekejaman mereka," kata Zaw.