Turki pernah menjadi tuan rumah perundingan damai antara Rusia dan Ukraina pada 2022. Akan tetapi, negosiasi pada waktu itu berakhir dengan kebuntuan lantaran tidak ada langkah diplomatik yang diambil untuk memajukan perundingan tersebut. Sejak itu, Turki telah berulang kali menawarkan untuk menjadi tuan rumah perundingan lebih lanjut, dan mengatakan bahwa diperlukan pertemuan puncak para pemimpin negara yang berkonflik.
Zelensky mengatakan Rusia tidak akan diundang ke pertemuan puncak perdamaian pertama yang akan diadakan di Swiss dalam beberapa bulan mendatang. Namun, perwakilan Rusia dapat diundang ke pertemuan berikutnya setelah peta jalan perdamaian disepakati dengan para sekutu Ukraina.
“Kami tidak tahu bagaimana caranya Anda bisa mengundang orang-orang yang menghalangi, menghancurkan, dan membunuh segalanya. Kami ingin mendapatkan hasil, (yaitu) perdamaian yang adil,” katanya.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahwa sudah waktunya bagi Ukraina dan Rusia untuk memulai perundingan gencatan senjata. Namun dia juga menggarisbawahi bahwa hal tersebut tidak berarti pengakuan atas pendudukan Rusia atas wilayah Ukraina.