Pada 16 Juli 2009, dia menyambut kunjungan sekelompok Yahudi ultra-Ortodoks dari Amerika Serikat. Para Yahudi itu termasuk di antara delegasi aktivis yang tiba di Jalur Gaza pada hari sebelumnya. Pertemuan mereka kala itu berlangsung di kantor Haniyeh di Kota Gaza.
Menurut EPA, delegasi yang terdiri dari sekitar 200 aktivis tersebut tiba di Gaza untuk mengirimkan bantuan medis dan kemanusiaan bagi rakyat Gaza. Mereka juga mendesak agar dicabutnya blokade Israel-Mesir yang telah berlangsung selama dua tahun di wilayah kantong Palestina tersebut.
Sebulan sebelum itu, Haniyeh selaku kepala pemerintahan Hamas di Gaza, juga menyambut mantan presiden AS, Jimmy Carter. Mereka bahkan berpose dengan anak-anak Palestina di Kota Gaza pada 16 Juni 2009. Pada waktu itu, Carter pun menyerukan pencabutan blokade Israel terhadap Jalur Gaza. Presiden ke-39 AS itu bahkan mengecam Israel dengan mengatakan bahwa warga Palestina diperlakukan "seperti binatang" oleh zionis.
Kini, Haniyeh telah tiada. Pada Rabu lalu, Hamas mengonfirmasi bahwa pemimpin mereka itu tewas dalam serangan Israel di Teheran, Iran, setelah dia menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran yang baru terpilih, Masoud Pezeshkian. Hamas mengatakan, Israel dan Amerika Serikat bertanggung jawab atas kematian Haniyeh.
Setelah kepergiannya, siapa sosok yang akan melanjutkan kepemimpinan dan perjuangannya bersama Hamas?