JAKARTA, iNews.id - Kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menyisakan duka mendalam bagi Dunia Islam, khususnya Palestina. Bagaimana tidak, sosok pejuang itu telah memberikan kontribusi besar bagi perjuangan bangsanya untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan zionis Israel.
Semasa hidupnya, Haniyeh tidak hanya mempertaruhkan nyawanya. Dia bahkan telah kehilangan banyak anggota keluarga dan orang-orang yang amat dia sayangi, termasuk tiga putranya yang sudah lebih dulu menjadi syuhada.
Media-media Barat pada umumnya, terutama yang pro-zionis, menggambarkan gerakan Hamas dan para pejuang Palestina yang ada di dalamnya sebagai teroris, ekstremis, antisemit (baca: anti-Yahudi), dan berbagai julukan buruk lainnya. Label tersebut juga tak luput disematkan kepada sosok Haniyeh. Namun, apakah tepat tudingan tersebut dilekatkan kepada kepala biro politik (politbiro) Hamas itu?
Dokumen dari masa lampau justru mengungkapkan fakta berbeda. Haniyeh bukanlah tokoh pejuang yang anti-Yahudi maupun ekstremis seperti yang dituduhkan Barat.
Foto-foto yang diarsipkan oleh European Pressphoto Agency (EPA), kantor berita yang berpusat di Frankfurt, Jerman, menunjukkan sosok Haniyeh sebagai tokoh politik yang humanis dan moderat.